Day 3: Purwokerto
Purwokerto adalah perhentian “serius” yang pertama. Si Abang memang sudah lama berniat ke Purwokerto untuk mengunjungi Pak Zaki, kolega kerjanya waktu project di Kuwait dulu. Alhamdulillah akhirnya kesampean juga. Paling nggak, kalo setelah ini pulang, hati sudah lega, hahaha!
Kiri: BabyM punya kosakata baru, “teng dong” yang artinya lift 😀 | Kanan: Kami berusaha untuk tetap konsisten dengan jadwal harian BabyM di rumah. Kalau pagi dia jemuran matahari. Jadi selama roadtrip, pagi-pagi juga diusahakan untuk jemuran.
Masih jemuran 😀
Pagi-pagi lihat dari jendela kamar, ada bapak yang bersihkan mobil. Itu SEMUA mobil yang parkir dia bersihin loh. Pas roadtrip beberapa tahun lalu, kalau nginep di hotel-hotel kecil pasti ada yang beginian. Tapi hotel besar nggak pernah. Suprise aja Santika Purwokerto ada beginian. Makasih ya pak!
Menjelang waktu makan siang, kami dijemput di hotel oleh Pak Zaki sekeluarga. Lengkap dengan istri dan dua anaknya yang lucu. Anak kedua Pak Zaki seumuran dengan BabyM, jadi makin seru! Kami langsung makan di restoran yang asyik bernama “Umaeh Inyong”. Tempatnya menyenangkan, seperti rumah lama dengan taman belakang yang luas! Makanannya juga enak. Nggak cuma itu, si resto ini juga menjual oleh-oleh khas Purwokerto. Mulai dari batik, hingga coklat yang diproduksi sendiri. Kami dihadiahi satu tas besar oleh-oleh dari Pak Zaki. Jadi nggak enak deh, soalnya kami nggak bawa apa-apa, hahahah! Makasih yaaa!
Selamat datang di Umaeh Iyong!
Di dekat pintu masuk ada beberapa kura-kura. Anak-anak pada kesenengan.
Interior Umaeh Inyong yang menyenangkan
Ada taman luas juga, anak-anak bisa lari-larian.
Kelar makan, kami menuju “Telaga Sunyi” atas permintaan si Abang. Pak Zaki belum pernah juga kesitu, jadi kami nggak ada yang tau gimana medannya. Letak Telaga Sunyi ini nggak jauh dari lokasi wisata popular, Baturraden. Tapi masih harus naik ke atas lagi, melewati Baturraden Adventure Forest. Saat tiba, kami disambut pepohonan pinus. Tidak terlihat ada wisatawan lain. Mungkin karena weekday jadi sepi. Seorang bapak mendekati kami dan mengatakan bahwa petugas jaganya sedang ada urusan, jadi sudah pulang. Tapi dia bersedia menemani kami. Hanya saja dia berpesan bahwa sebaiknya kami tidak berenang, sebab tidak ada pengawasnya.
Dari tempat parkir, kami harus jalan sekitar 200 meter. Saat melihat telaganya, waaahhhh… bagus bangeeetttt! Telaga sunyi adalah kolam mata air yang dibendung bebatuan alam besar. Ada air terjun kecil yang biasanya berhenti mengalir kalau sudah musim kemarau. Air telaganya dingin tapi segar. Pengen banget nyebur, tapi ya gimana? Medannya agak kurang bersahabat kalau membawa anak kecil. Paling dangkal 1,5 meter dan langsung dalam 4 meter. Batu-batunya pun licin. Plus, karena mungkin lokasinya kalah popular dari Baturraden, tidak terlihat ada toilet/tempat berganti pakaian di dekat situ. Akhirnya, kami hanya main air sebentar disitu. Ada sebuah ceruk batu dengan air semata kaki yang bisa jadi tempat main anak-anak kicik.
Jalan sekitar 200an meter dari tempat parkir
Si bapak melamun 😀
Selesai di Telaga Sunyi, kami pindah ke Baturraden untuk piknik. Duduk leyeh-leyeh di tikar sambil ngobrol. Makan gorengan, tempe mendoan dan mencoba sate kelinci (aku sih beneran nyoba, satu gigit doang. Abisnya kasiaaaaan, gak tega makan kelinci yang lucu, hiks). Tidak lupa beli kaos yang ada tulisan Baturraden, hahahaha! Purwokerto menyenangkan!
***
Restoran Umaeh Inyong, Jl. Ahmad Yani No. 47 Purwokerto, Jawa Tengah
Aaak… Ciamis dan Purwokerto adalah 2 kota orangtuaku 🙂 kayaknya kapan-kapan aku mau nyontek itinerary yang dibikin paksuamimu ya… soale aku aja yang pernah tinggal di Purwokerto gak tau ada telaga sunyi. Cita-cita banget deh roadtrip kayak gini (nunggu bayi lewat 1 tahun kali ya biar rempongless)