Mengapa Pilih Homeschooling?


 

Summary IG Live tanggal 25 Mei 2022, di akun @dindajou dan @nin.di_

Oleh: Dindajou


Jadi, kenapa sih pilih homeschool?


Malik lahir tujuh tahun setelah aku dan si Abang menikah. Jadi, waktu itu, aku bersemangat sekali untuk jadi ibu dan banyak membaca soal parenting.


Awalnya, aku menemukan istilah homeschooling dari buku-buku Ayah Edi. Kayaknya seru, tapi nggak diterangkan konsepnya dengan jelas. Penasaran, aku terus mencari dan bertemulah dengan 'Rumah Inspirasi', keluarga homeschool yang memberikan workshop mengenai ini.


Dari workshop situ, aku mendapati bahwa pada prakteknya, homeschooling itu sinonim dengan good parenting


Meski masih belum yakin untuk homeschooling, aku dan si Abang mulai suka ‘bercanda’ kalau nanti Malik homescooling aja. Tapi waktu itu Malik juga masih belum dua tahun, jadi ya santai aja.

Di kepala kami, alasannya masih ‘cemen’. Semisal, “Nanti kita bisa travelling tanpa harus nunggu liburan sekolah.” Atau, “Mending duit buat sekolah kita pakai buat travelling!” (Iyah, kami hobinya travelling, haha!)


Tapi seiring waktu, alasan-alasan lain bertambah dan semakin ‘filosofis’. 


Si Abang dulu kuliah di ilmu sosial, tapi justru bekerja di industri perminyakan. Apa yang dia pelajari di sekolah, tidak relevan dengan bidang yang ia tekuni sekarang. 


Kalau aku, memang kuliah di program studi Jurnalistik dan menjadi wartawan. Begitupun, aku justru belajar jurnalistik di luar ruang kelas. Aku belajar menulis dengan mengikuti organisasi pers kampus. Belajar networking dengan para senior di organisasi profesi, dan dari magang/kerja paruh waktu di berbagai media.


Kesimpulan yang kami dapati adalah: sekolah bukan satu-satunya tempat belajar.


Selain itu, memikirkan bawah kami BOLEH merancang sendiri bentuk pendidikan macam apa yang mau kami berikan kepada Malik, membuat kami sungguh bersemangat! 


Walau tentu ada banyak keragu-raguan apakah kami mampu, tapi sepertinya waktu ada di pihak kami. Karena Malik memang masih belum usia sekolah, kami jadi punya kesempatan untuk mempersiapkan mental. 


Semasa Malik berusia dini, kami mencoba-coba berbagai konsep. Mengevaluasi mana yang sesuai mana yang tidak. Mencoba mengenalkan konsep homeschooling ke keluarga besar agar mereka terbiasa. Sambil terus belajar menjadi orang tua yang baik. 


Keputusan final apakah homeschooling atau tidak terjadi saat Malik masuk usia sekolah.


Saat itu Malik sudah terbiasa dengan konsep homeschool. Tapi, agar adil, aku juga mengenalkan sekolah padanya. Kebetulan, salah satu temannya ada yang sudah masuk Sekolah Alam dekat rumah. Jadilah kami ikut open house sekolah itu.


Setelah Malik melihat-lihat, kami berdiskusi tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing pilihan. Dan pada akhirnya, menyerahkan keputusan pada Malik. 


Singkat cerita, dia tetap memilih homeschool. And the rest is history :D


Jadi, kalau boleh menyimpulkan, kami memilih homeschooling karena:

Fleksibilitasnya. Kami bisa mendesain sendiri model pendidikan yang sesuai dengan anak kami dan bisa membuat jadwal sendiri yang cocok dengan ritme keluarga.


Waktu bonding yang banyak. Kami percaya, koneksi anak-orang tua adalah modal utama perkembangan anak. Dengan homeschool, kami punya banyak waktu untuk membangun koneksi.


Belajar banyak hal baru! Homeschooling membuka banyak hal baru yang tidak terduga. Minat anak yang berkembang dan berubah membuat kita belajar banyak hal.


Tapi, homeschooling bukan tidak ada tantangannya. Buatku tantangan terbesar adalah self-doubt/meragukan kemampuan sendiri. Karena apa yang dijalani ini tidak ada pakemnya, seringkali aku dihinggapi rasa tak percaya diri: apakah yang aku lakukan ini sudah benar apa belum. 


Begitupun, ibarat dua sisi mata uang, rasa tak percaya diri ini juga kerap aku dijadikan ‘sinyal’ bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dengan demikian, aku bisa mencari akar masalah dan mencari solusinya. 

Jadi begitulah ceritanya kenapa akhirnya kami memilih homescholing. 


Yang pasti, semakin lama menjalani ini, aku semakin menyadari bahawa homeschooling itu bukan hanya soal pendidikan anak. Pelan tapi pasti, ia berkembang menjadi way of life alias jalan hidup. 

Buatku, memilih homeschooling adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah aku buat dalam hidupku!


*

Ditulis pertama kali di instagram @dindajou ini

Comments

Popular posts from this blog

Review Buku - "The Book You Wish Your Parents Had Read"

Jalan ‘Sunyi’ Homeschool (Pentingnya Support System)

All We Need Is Love (Tools dan Media Belajar Homeschool Kami)